Wanita Tani Sukses Tingkatkan Keuntungan Usaha Melalui Program CSA

wanita tani
Kelompok Wanita Cahaya Makmur, Desa Langgomea Kec. Uepai, Kabupaten Konawe. (Sumber: Humas Kementan)

Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pembinaan dan pendampingan pada Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) serta Kelompok Wanita Tani (KWT). Hal ini dilakukan guna menggenjot produktivitas dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu mengatakan bahwa untuk menjadikan pertanian maju, mandiri dan modern harus mencetak sumber daya manusia (SDM) pertanian yang berkualitas termasuk wanita taninya.

Mentan Syahrul mengingatkan bahwa tahun 2023 akan lebih berat dari tiga tahun terakhir. Hal itu karena dampak perubahan iklim, pandemi COVID-19, dan perang Rusia dan Ukrania yang masih terus belanjut.

“Tahun 2023, ancaman krisis ekonomi, ancaman krisis pangan dunia, dan gempa ada di mana-mana. Perubahan alam tidak dapat kita lawan, tetapi kita bisa beradaptasi dengan teknologi,” kata Mentan Syahrul.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pemberdayaan wanita tani dilakukan guna meningkatkan skill dan pengetahuan yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan bagi para petani.

Baca Juga:   Kehadiran Industri dan Peneliti di Penas Petani XVI Diapresiasi Mentan SYL

Dengan target KWT diharapkan dapat mengembangkan potensi kemampuan para wanita tani agar menjadi SDM yang mandiri dan bermanfaat dapat tercapai, ujar Dedi.

Dedi menambahkan jika pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM pertanian melalui tiga program utama, yakni penyuluhan, pendidikan dan pelatihan.

Keberhasilan sektor pertanian tak lepas dari peran aktif sumber daya manusia pertanian sebagai tonggak utama penggerak pembangunan sektor pertanian. Mulai dari petani, petani millenial, penyuluh pertanian, P4S serta stakeholder lainnya, tegasnya.

Sebagai penerima manfaat Program SIMURP KWT Cahaya Makmur Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara telah merasakan manfaat dari teknologi CSA Program SIMURP.

KWT Cahaya Makmur merupakan salah satu Kelompok Wanita yang ada di Desa Langgomea Kec. Uepai, Kabupaten Konawe. Kelompok yang terbentuk pada 2021 ini memperluas aktivitas pertaniannya dalam lingkup pengolahan hasil pertanian berbasis kelor yang ramah lingkungan melalui teknologi CSA Program SIMURP. Adapun produk-produk olahan yang telah dihasilkan diantaranya keripik pisang dan keripik singkong dan kue baruasa.

Baca Juga:   Kementan Dorong Petani dan Penyuluh Tingkat IP Optimalkan Pemanfaatan Lahan Rawa

“Dengan bantuan tersebut KWT Cahaya Makmur dapat meningkatkan pendapatan bagi KWT Cahaya Makmur yang memiliki keuntungannya 500 ribu perbulan”, ujar Sardin, Penyuluh Pendamping Dinas Pertanian Kabupaten Konawe.

KWT Cahaya Makmur diharapkan lebih meningkatan mutu dan kualitas sehingga dapat meningkatkan keuntungan yang akan datang juga dalam penataan administrasi kelompok yang perlu diperbaiki, ujar Faisal selaku Ketua Pengelola SIMURP Provinsi Sulawesi Tenggara. (MP/NF)