Bahlil Lahadalia Geram Kontribusinya Pada Partai Golkar Dipertanyakan

JAKARTA – Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia geram dengan pihak-pihak yang mempertanyakan kontribusinya kepada Partai Golkar. Ia pun membalas dengan memberikan tanggapan menohok.

“Jadi pertanyaan bagi saya adalah mereka-mereka yang ngomong ini sudah pernah mempertaruhkan nyawanya (bagi Golkar) apa belum,” ujar Bahlil dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (3/8/2023).

Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara di salah satu stasiun televisi swasta. Bahlil pun menceritakan detik-detik bagaimana dirinya hampir terbunuh di Papua saat berkampanye di Pegunungan untuk calon gubernur Partai Golkar saat itu.

“Untuk mempertahankan marwah partai, waktu kami kampanye di pegunungan kami diserang, oleh kubu lawan. Dengan panah, dengan batu, dengan bunyi tembakan, waktu saya dan calon gubernur yang ketua DPD Golkar, ” ucap Bahlil.

Melihat situasi semakin memanas, Bahlil menarik sang Calon Gubernur Habel Melkias Suwae berlindung ke bawah panggung.

“Saya tarik masuk dibawa panggung. Kemudian (dari bawa panggung) saya menelpon Pak Kapolda Papua. Kapolda Papua waktu itu bertetangga dengan saya yang namanya Abang saya Pak Tito Karnavian, yang sekarang jadi rekan saya di kabinet,” tuturnya

Baca Juga:   Prabowo Subianto Tetap di Kantor Kemenhan Saat Sidang PHPU MK

Tak lama kemudian bantuan datang. Bahlil dan timses dievakuasi. “Dikirim pesawat, dijemput, naik pesawat tinggal baju dalam saja,” terangnya.

Lebih lanjut Bahlil mempertanyakan kontribusi macam apa yang dimaksud oleh sejumlah elite Golkar.

“Saya mau tanya, kontribusi semacam apa yang dimaksudkan dia itu? Nyawa kami terancam saya mengabdi di partai tidak pernah mau menjadi anggota DPR. Tidak juga saya minta menjadi bupati, waktu itu semuanya minta saya jadi bupati. Tapi saya tidak mengambil itu, kenapa? Karena memang saya hanya mengabdi di partai,” ujarnya.

Tak hanya nyawa, Bahlil mengaku siap mengorbankan uang yang tidak sedikit demi kejayaan Golkar. Menurutnya pembiayaan operasional partai di Papua merupakan yang terbesar di Tanah Air lantaran medan pelayanan yang luas dan alam yang ganas serta inflasi yang sangat tinggi.

“Sebagai bendahara tugasnya mengeluarkan uang tapi saya tidak pernah menghitung itu kok. Yang menjadi pertanyaan bagi saya adalah apakah nyawa kami menjadi taruhan kami kemudian keluar dari partai? Saya hadapi itu semuanya. Sebab sebagai kader yang didoktrin kader patriot politik Golkar, sudah didoktrin untuk rela mau mempertaruhkan segalanya bagi moril maupun materil,” ungkap Bahlil.

Baca Juga:   Nasdem Sebut Sistem Proporsional Tertutup Kembali ke Zaman Kegelapan

Bahlil menambahkan dalam doktrin karya dan kekaryaan, Golkar, kontribusinya sebagai menteri wajib diperhitungkan.

“Dan kemudian saya menjadi menteri, itu juga sebagai kontribusi,” ucap pria kelahiran Banda Nairra, Maluku ini.(SW)