“Anak muda itu pasti punya nilai atau spirit untuk berjuang, untuk berjuang, untuk bertarung, untuk berimprovisasi, untuk berkreativitas, untuk bekerja keras. Ini spirit anak muda. Untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih bagus. Ini semangat anak muda. Bukan yang mengharapkan privilege, tidak mengharapkan karpet, tidak berproses,” ungkap dia.

Djarot lantas mengatakan meski dikecewakan ‘banteng’ yang menjadi lambang partainya tak lantas cengeng. Sebaliknya, kata dia, banteng justru semakin memperkuat akar rumput dan turun ke bawah.

“Hebatnya banteng, kemarahan, keprihatinan, kejengkelan, kekecewaan itu kemudian dikonversi ke dalam gerakan, tindakan dan itu semakin luar biasa ini semangatnya,” katanya.

Dia lalu mengungkap kekecewaannya. Terlebih, Djarot mengatakan partainya telah memperjuangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari sejak 2012.

“Pasti dong kecewa dong. Bayangkan diperjuangkan sejak 2012, saya saksinya, bergotong royong,” paparnya.

Djarot mengatakan saat Pemilu 2014, partainya bergotong royong memenangkan Jokowi. Saat itu, hanya beberapa partai saja yang mendukung Jokowi, selebihnya mendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.