KTT G20, Jokowi Ingatkan Kelangkaan Pupuk Bisa Picu Krisis Pangan Dunia

JAKARTA- Presiden Jokowi bicara soal krisis pangan yang mengancam sejumlah negara pada pembukaan KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). Jokowi mengatakan tahun 2023 bisa menjadi lebih suram jika kelangkaan pupuk tak ditangani.

Para pemimpin dunia hadir langsung di lokasi tersebut, mulai Presiden Amerika Joe Biden hingga Presiden China Xi Jinping.

Jokowi awalnya menyampaikan soal krisis yang terus terjadi. Jokowi mengatakan pandemi COVID-19 hingga keuangan dirasakan negara-negara berkembang.

“Para pemimpin yang saya hormati, dunia sedang mengalami tantangan yang luar biasa. Krisis demi krisis terjadi, pandemi COVID-19 belum usai, rivalitas terus menajam, perang terjadi, dan dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan energi dan keuangan sangat dirasakan dunia, terutama negara berkembang,” ujarnya.

Jokowi kemudian meminta para pemimpin dunia tidak menyepelekan masalah pupuk. Menurutnya, ketersediaan pupuk akan mempengaruhi sektor pangan pada 2023.

“Masalah pupuk jangan disepelekan. Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram,” kata Jokowi.

Baca Juga:   Benzema Akui Kepergian Ronaldo Berkah Baginya

Jokowi juga mengatakan kelangkaan pupuk akan menyebabkan gagal panen di berbagai dunia. Gagal panen, lanjut Jokowi, akan mengakibatkan kerawanan pangan tertinggi.

“48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan mengalami kondisi sangat serius,” katanya.

Selain bicara kondisi ekonomi yang bakal suram di tahun 2013, Presiden Jokowi juga membanggakan demokrasi Indonesia dalam sambutannya di KTT G20 di Bali. Indonesia, kata Jokowi, memiliki beragam pulau, suku, dan bahasa serta demokrasi dari tingkat pilkades hingga pilpres.

Jokowi pun mengingatkan pentingnya dialog untuk menemukan perbedaan. Ia berharap G20 memiliki semangat yang sama untuk berkomitmen berdialog.

“Yang Mulia, Indonesia memiliki 17 ribu pulau, 1.300 suku bangsa, dan lebih dari 700 bahasa daerah. Demokrasi di Indonesia berjalan dari tataran tingkat desa, pemilihan kepala desa, sampai tataran negara pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan wali kota,” kata Jokowi.

“Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20,” sambung Jokowi.

Baca Juga:   Jokowi Tolak Kapal Israel Berlabuh di Indonesia

Jokowi mengatakan Indonesia berupaya menjembatani perbedaan yang ada. Namun ia mengingatkan keberhasilan dapat tercapai jika semua pihak bekerja sama.

“Sebagai Presidensi G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan sangat hebat. Namun keberhasilan hanya dapat tercapai jika kita semua tanpa terkecuali berkomitmen, kerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret sesuatu yang bermanfaat bagi dunia,” ungkapnya.(SW)