Isi seruan tersebut antara lain mengajak seluruh komponen bangsa menjadikan Pemilu sebagai media pendidikan politik untuk membangun moralitas bangsa, menjamin Pemilu berjalan secara partisipatif, dan tidak dimonopoli segelintir elit kelompok oligarki yang mengabaikan kepentingan publik.
Mereka juga mengajak seluruh komponen bangsa menghindari jebakan penyalahgunaan identitas dengan politisasi agama, etnis, dan ras, yang berpotensi menimbulkan konflik dan merusak kerukunan dan persatuan bangsa.
“Kegalauan itu tidak cukup, harus ditunjukkan di dalam ingatan kolektif agar kita tidak mengulang hal yang sama. Para rektor tadi punya itikad agar ini tidak sekadar mengingatkan, tetapi saling mengajak perguruan tinggi untuk terlibat untuk melakukan pencegahan, bagian dari literasi untuk pendidikan politik,” imbuh Wakil Rektor UGM Arie Sujito.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Al Makin berharap kampus bisa mengembalikan fungsi demokrasi sebagai proses check and balance.
“Sudah banyak sekali kritik dari para ilmuan, komentator, kritik dari para hak yang bijaksana tentang proses demokrasi yang perlu lagi dipikirkan lebih mendalam untuk kembali pada moral, integritas, dan kejujuran,” ujar Al Makin.(SW)
Tinggalkan Balasan