JAKARTA – PKS dan Partai Demokrat masih saja saling ngotot untuk posisi Cawapres buat Anies Baswedan. Jika kedua partai terus ngotot besar kemungkinan koalisi perubahan bakal bubar.
Sebelumnya Partai NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai capres dalam Pilpres 2024 mendatang. NasDem lebih dulu khawatir koalisi pro Anies yang disebut sebagai koalisi perubahan itu akan bubar jika antar parpol koalisi saling mementingkan ego.
Kini giliran Partai Demokrat yang khawatir koalisi pro Anies Baswedan bubar. Kekhawatiran Partai Demokrat itu muncul lantaran adanya perdebatan mengenai sosok cawapres pendamping Anies.
Anggota DPR Fraksi Demokrat Jansen Sitindaon meminta Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali menahan diri saat bicara soal bakal cawapres untuk mendampingi Anies Baswedan. Dia mengatakan koalisi NasDem, Demokrat dan PKS bisa bubar jika Ali tak hati-hati.
“Pokoknya bang Ahmad Ali ini tiap minggu ada terus nama baru keluar dari mulutnya. Lama-lama koalisi ini bubar karena pernyataan-pernyataannya. Hehe,” ujar Jansen dikutip dari akun Twitternya @jansen_jsp, Selasa (17/1/2023).
Jansen mengatakan sudah ada tim dari ketiga partai itu untuk membahas urusan capres dan cawapres. Dia mengatakan pihak yang punya ide soal cawapres untuk Anies bisa menyampaikannya ke tim tersebut.
“Secara resmi kan sudah ada tim 3 partai yang kita bentuk untuk bahas ini. Jika ada usul nama, ide dan lain-lain sampaikan lewat itu. Bukan diumbari ke publik,” sambungnya.
Jansen berharap ‘Koalisi Perubahan’ tertib. Jansen mengatakan tak boleh ada yang merasa paling mendominasi di dalam koalisi.
“Jadi mari kita kader 3 partai ini tertib,” ujarnya.
Sebelumnya anggota DPR Fraksi Nasdem Ahmad Ali menuturkan koalisi perubahan harus memiliki pemahaman yang sama. Untuk itu, kata Ali, segala keputusan termasuk penentuan cawapres harus dibicarakan bersama-sama.
“Intinya kan kita harus punya pemahaman yang sama. Koalisi itu kan tidak ada orang yang merasa pemimpin di koalisi ini, tidak ada orang yang merasa lebih dibutuhkan, tidak ada orang yang memaksakan keinginannya, jadi semua kita bicarakan secara bersama-sama,” kata Ali saat dihubungi, Selasa (10/1/2023).
Ali menyampaikan masing-masing partai Koalisi Perubahan mengajukan cawapres kecuali NasDem. Ali mengatakan yang terpenting sosok yang akan mendampingi Anies dalam Pilpres 2024 nantinya bisa mendongkrak suara yang tak cuma pemilih Anies.
“Kita berkoalisi tiga partai, NasDem sudah sejak awal melihat Anies sebagai capres dia bukan kader NasDem dan tidak pernah me-NasDem-kan Anies. Kemudian juga PKS, kemudian juga Demokrat. PKS menawarkan Aher, Demokrat menawarkan AHY, nah kalau semua bicara kemungkinan partainya, pertanyaannya NasDem gimana? Kami sudah lah, kita tidak bicara NasDem dapat apa, yang penting kita mau mengajukan capres ini kan dengan pertimbangan harus menang,” ucapnya.
Dia menilai harapan Demokrat sah-sah saja ingin AHY menjadi cawapres Anies. Menurutnya hal itu masih terlalu prematur.
“Yah itu sah-sah aja sebagai harapan, tapi di kertas kita belum pernah bicarakan dan Pak Anies belum pernah bicarakan itu kepada Partai NasDem. Jadi saya pikir ini masih hal yang terlalu prematur,” jelasnya.
Lebih lanjut Ali tidak mau dalam Koalisi Perubahan terjadi ‘penguncian’ hanya karena memaksakan kehendak. Dia memastikan apabila ada ‘penguncian’ terhadap cawapres Anies, Koalisi Perubahan bisa saja bubar.
“Ini bukan harga mati yang kemudian kalau tidak AHY kami tidak mau. Ya itu namanya mengunci kan. Kalau terjadi seperti itu, saya pastikan koalisi ini tidak berjalan,” ungkap dia.
Ahmad Ali kemudian sempat bicara soal pertemuan para elite Demokrat yang membicarakan cawapres dari bakal capres NasDem, Anies Baswedan. Ahmad Ali menekankan pihaknya menghendaki cawapres Anies merupakan sosok yang berpengalaman di pemerintahan.
“Dalam konteks kepentingan internal Demokrat sah-sah saja. Semua partai masing-masing punya keinginan tentunya, keinginan itu nanti akan kita bawa dibicarakan di koalisi, tapi hari ini kita kan belum bicara sampai pada persoalan itu,” kata Ali kepada wartawan, Senin (16/1).
Ali mengatakan NasDem tak mengedepankan soal figur dalam menentukan cawapres Anies. Namun, menurutnya, penentuan sosok cawapres harus fokus pada kriterianya.
“NasDem setuju untuk mencari calon presiden itu tidak perlu jangan kita mengedepankan figur, tapi kita betul-betul tentukan dulu kriteria yang disepakati bersama. Setelah itu baru kriterianya kita cocokkan dengan figur-figur yang ada,” ujar dia.
Lebih lanjut, Ali menyinggung soal kriteria cawapres Anies harus berpengalaman di pemerintahan. Dia tidak berharap sosok cawapres Anies harus belajar dulu saat terpilih menjadi pemimpin nasional.
“NasDem memastikan ingin cawapres itu adalah orang yang berpengalaman di pemerintahan. Karena ketika kemudian terpilih dia harus mampu membantu presiden dalam menggerakkan pemerintahan supaya terjadi sinergitas,” ujarnya.
“Kita tidak berharap kalau orang yang belum berpengalaman ketika terpilih dia butuh waktu untuk belajar dulu. Tentunya berpotensi membawa suara, membawa kemenangan, bisa diterima semua partai koalisi. Itu bagian penting yang menurut saya harus kita bicarakan agar koalisi berjalan mulus,” imbuhnya.(SW)