JAKARTA – Tak pantas Ketua KPK Firli Bahuri pertontonkan keakraban dengan pelaku korupsi Lukas Enembe. Hal ini akan menjadi preseden buruk bagi kasus-kasus korupsi yang akan datang.

Sewajarnya pimpinan KPK tak boleh mempertontonkan kedekatannya dengan pelaku korupsi. Ini akan memunculkan dugaan macam-macam. Akan muncul prasangka pelaku korupsi diistimewakan.

Karena itu mantan penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap mengkritik soal jabat tangan Ketua KPK Firli dengan Gubernur Papua Lukas Enembe, yang telah berstatus tersangka korupsi. Yudi menyebut hal itu dapat menjadi preseden di kasus lain lantaran baru pertama kali terjadi.

Yudi menilai momen keakraban keduanya tersebut tidak pantas diperlihatkan di publik. Menurutnya, hal itu dapat dipersepsikan sebagai keadaan mengistimewakan pihak yang beperkara.

“Menurut saya, tidak perlulah Ketua KPK datang ke sana. Selain tidak bagus di mata publik karena belum pernah dilakukan Ketua KPK sebelumnya, mendatangi tersangka nanti bisa dipersepsikan ada keistimewaan. Ini tentu akan jadi preseden tersangka lain akan meminta hal yang sama, didatangi ketua,” kata Yudi Purnomo Harap dalam cuitan di akun Twitternya, Kamis (3/11/2022).