JAKARTA – Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul merespons pernyataan Waketum Gelora Fahri Hamzah yang menilai ada kegaduhan di koalisi pemerintahan yang akan mengganggu sisa masa jabatan Presiden Jokowi. Pacul menyebut republik ini sudah gaduh sejak lama.
“Cara pandang Fahri ya monggo, Pak Fahri gitu, silakan saja, bahwa kegaduhan republik ini sudah gaduh dari dulu,” kata Pacul kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2/2023).
Pacul lalu mengungkit Fahri yang dulu gaduh dengan ketua partai lamanya. Selain itu, menurutnya, Fahri juga gaduh saat masih menjabat wakil ketua DPR.
“Pak Fahri Hamzah juga gaduh itu sama ketua partainya kan, gaduh dari dulu juga kan, sebagai Wakil Ketua DPR RI waktu itu gaduh sendiri,” sambungnya.
Pacul menilai kegaduhan itu tidak akan mengganggu masa jabatan presiden. Sebab, menurutnya, masa jabatan presiden sudah sesuai dengan aturan.
“Secara UU kan selesai 5 tahun, sesuai perundang-undangan kan sudah ada aturannya, tapi intinya kegaduhan di republik ini sudah sangat gaduh,” ungkapnya.
Sebelumnya, Fahri Hamzah menyentil kondisi dalam koalisi pemerintahan Jokowi yang dinilai gaduh. Menurut Fahri, gaduh dalam koalisi bisa mengganggu sisa masa jabatan Jokowi.
Hal itu disampaikan Fahri Hamzah dalam Adu Perspektif dengan tema ‘Janji Politik Lama, Bersemi Kembali’ yang digelar detikcom dan Total Politik, Rabu (8/2/2023). Kondisi politik nasional belakang ramai soal perjanjian pilpres Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dan perjanjian utan piutang Anies kepada Sandiaga Uno.
Kegaduhan dalam koalisi Jokowi dinilai Fahri Hamzah tak perlu, karena berdampak pada sisa masa jabatan Jokowi. Hal tersebut berbanding terbalik dengan masa kepemimpinan Presiden RI ke-3 BJ Habibie yang menyelesaikan persoalan demokrasi hingga Timor Leste.
“Pertama misalnya keributan dalam koalisi, itu kan nggak perlu. Bagaimana koalisi yang menteri-menterinya masih menjabat 1 tahun 8 bulan dan sekali lagi ini lebih lama dari jabatan menteri-menterinya Pak Habibie, yang menyelesaikan begitu banyak masalah substansial di republik ini kok dibiarkan mereka itu pecah,” ujar Fahri Hamzah.
Menurut Fahri, pertemuan petinggi partai koalisi Jokowi selama ini dinilai hanya terkesan bentuk silaturahmi. Namun, di dalamnya menurut Fahri ada keributan.
“Sekarang kan pura-pura seolah-olah mereka silaturahim, tapi tolong itu dikelola secara real sebagai suatu kesungguhan untuk tetap berkoalisi dalam pemerintah sehingga PR-PR ke depan itu betul-betul diselesaikan dengan baik begitu,” ucap Fahri.(SW)