Berkat Program YESS, Petani Milenial Kalsel Raup Omset Ratusan Juta

Dari Program YESS, Prastio Kuntoro (37) mengikuti berbagai pelatihan seperti pelatihan smart farming yang merubah pola fikirnya dari menjadi petani konvensional menjadi ladang bisnis

Kalsel
Prastio Kuntoro (37),   petani muda asal Desa Ranggang, Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

KALSEL –  Menghadapi ancaman krisis pangan global, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo mengajak petani muda untuk menerapkan teknologi smart farming dalam pengembangan budi daya pertanian. Menurutnya, pertanian berbasis teknologi akan mempermudah proses budi daya karena lebih efisien dan modern sehingga mendorong akselerasi produksi petani.

“Smart farming” adalah satu lompatan yang kita coba lakukan untuk tidak saja membiarkan pertanian itu berjalan apa adanya sama dengan yang kemarin. Tidak berarti yang kemarin jelek tetapi kita harus ada loncatan untuk naik kelas di masa pandemi ini.

Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini” ujar Syahrul.

Syahrul juga menegaskan pihaknya terus berupaya dalam menyiapkan SDM pertanian yang berjiwa wirausaha. Salah satunya melalui program utama Kementan penumbuhan 2,5 juta pengusaha pertanian milenial hingga 2024. Hal ini dilakukan untuk menjamin produktivitas, kontinuitas, dan ketahanan pangan.

Pada kesempatan berbeda Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menambahkan, Presiden Jokowi telah menyampaikan, bahwa petani harus menjadi profesi yang menjanjikan, profesi yang menyejahterakan, dan kita harus membuat generasi muda lebih berminat menjadi petani. Selain itu, terdapat beberapa kata kunci dari apa yang disampaikan Presiden dan Mentan yaitu petani muda dan teknologi digital.

Baca Juga:   Perkuat Fungsi Kostratani, BPP Gumukmas Gandeng Siswa Siswi Sekolah Sosialisasikan Program CSA Kementan

“BPPSDMP tentu saja siap mendukung dan menindaklanjuti arahan tersebut dengan membangun ekosistem petani milenial yang mengelola pertanian secara terpadu dari hulu hingga hilir, juga terus meningkatkan tumbuhnya wirausaha muda di bidang pertanian melalui berbagai program salah satunya adalah melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) ini”, papar Dedi.

Adalah Prastio Kuntoro (37),   petani muda asal desa Ranggang kecamatan Takisung kabupaten Tanah Laut, Kalsel yang telah menerima manfaat program YESS. Hortikultura menjadi pilihannya ketika menekuni sektor pertanian, mulai dari cabe, melon dan tomat.

Bertemu dengan program YESS menjadi satu batu loncatan baru baginya, dengan mendapatkan masukan kala ia mengikuti pelatihan seperti pelatihan smart farming merubah pola fikirnya dari menjadi petani konvensional menjadi ladang bisnis. Selain pelatihan smart farming, ia telah mendapatkan pelatihan literasi keuangan, proposal bisnis serta start up.

Bermodalkan ilmu dan pengetahuannya setelah mengikuti rangkaian pelatian, pria asal Kalimantan Selatan (Kalsel) yang akrab disapa Kuntoro pun mengajukan proposal hibah kompetitif  untuk fokus mengelola 1 ha lahan yang ia miliki untuk fokus pada budidaya melon. Ia pun  berhasil mendapatan hibah kompetitif sebesar Rp.76.000.000,00 pada tahun 2021 lalu.

Kuntoro pun ingin mengembangkan budidaya melon dengan kualitas premium  dengan menerapkan teknologi smart farming yakni dengan membangun greenhouse seluas 20×30 meter. Ketika ditanyakan terkait omset, ia mengatakan sebelum mendapatkan intervensi program YESS mencapai 60 juta permasa panen dan kini setelah mengenal YESS ia mampu meraup omset 115 juta per musim panen.

Baca Juga:   Kementan Jaga Ketahanan Pangan ASEAN dengan Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Tak berhenti di pengembangan usaha saja, upaya Kuntoro seperti terus menghasilkan. Bukan hanya bicara materi, Ia pun berkesempatan untuk mengikuti Invitational Training on K-Smart Farm di Korea Selatan pada 16-22 Oktober 2022. Ia pun tak sendiri bersama beberapa petani serta pengusaha pertanian millenial lainnya kesempatan ini tak disia-siakannya.

“Semua ilmu yang saya dapatkan dari program YESS maupun kesempatan pelatihan di luar negeri akan saya bawa dan terapkan serta tularkan di Indonesia khususnya didaerah saya. Saya yang awalnya bukan siapa-siapa saja sudah membuktikan bisa sukses dengan mengelola sektor pertanian. Saya juga ingin seluruh millenial lainnya merasakan kesuksesan yang sama dengan membangun sektor pertanian. Nyatanya benar ungkapan pertanian tak ingkar janji, siapa saja yang mau berusaha InshaAllah akan mendapatkan hasil dari bertani”, ucap pria kelahiran Kalsel.