Hashim Sebut Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo

JAKARTA – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan politikus PDIP Budiman Sudjatmiko mendukung Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres 2024. Hashim menyebut dirinya yang membawa Budiman menemui Prabowo.

“Saya yang bawa ke Pak Prabowo karena waktu itu saya dengar Pak Budiman mau dukung Pak Prabowo,” kata Hashim dalam diskusi pembekalan materi dan konsolidasi relawan Prabowo ‘Menang untuk Indonesia Raya’ yang digelar virtual, Kamis (10/8/2023).

Awalnya, Hashim sempat ragu jika Budiman serius mendukung Prabowo. Hal itu lantaran, diketahui sejak dulu, Budiman berseberangan dengan Prabowo.

Namun, setelah berdiskusi, akhirnya Hashim mengakui jika Budiman benar-benar tulus mendukung Prabowo. Dia pun membawa Budiman menemui Prabowo.

“Dua jam saya diskusi dengan beliau dan setelah diskusi saya berkesimpulan orang-orang ini betul-betul, sungguh-sungguh ikhlas dan oke akan saya bawa ke Pak Prabowo,” ujarnya.

Budiman pun menemui Prabowo pada Selasa (18/7). Saat itu, kata Hashim, Budiman menilai Prabowo merupakan sosok yang tepat untuk memimpin bangsa ini.

Baca Juga:   Hashim Sebut Ada 4-5 Nama BaCawapres Prabowo

“Saya kira semua sudah tahu hasilnya seperti apa. Pak Budiman ini yang saya nilai idealis orang yang saya tidak bisa disogok, tidak bisa dibeli, tapi sungguh-sungguh ingin ketemu (Prabowo),” ungkap dia.

“Karena sungguh-sungguh percaya, menurut dia untuk saat ini masa depan yang akan rentan dan rawan dan penuh bahaya untuk bangsa Indonesia dia berkesimpulan Prabowo adalah pemimpin yang tepat. Capres yang tepat dibandingkan yang lain-lain. Itu kata dia,” tambahnya.

Budiman Sudjatmiko mengakui membutuhkan waktu 25 tahun untuk merenung sebelum akhirnya memutuskan untuk bertemu bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dia pun sempat mengungkit sejarah Orde Baru.

Budiman menjelaskan bahwa dirinya dan Prabowo pernah berhadapan saat proses menumbangkan Orde Baru, saat itu dia adalah aktivis dan Prabowo merupakan prajurit TNI. Pertemuan dengan Prabowo pada Selasa (18/7) malam merupakan inisiatifnya sendiri.

“Saya butuh 25 tahun untuk merenung dan pada akhirnya saya putuskan, oke saya temui Pak Prabowo Subianto. Karena apa? Saya disadarkan bahwa pada akhirnya apa yang kami lakukan, apa yang kami alami, kalau mengutip kata-kata Bung Ikhyar tadi adalah dulu di zaman Orde Baru, tugas negara dan tugas sejarah itu bentrok,” kata Budiman.

Baca Juga:   Paloh Merasa Nasdem Tak Lagi Sepaham dengan Jokowi Usai Deklarasi Anies

“Tugas negara dan tugas sejarah di Orde Baru itu berlawanan dan itu adalah salah, tidak seharusnya tugas negara itu melawan tugas sejarah, karena sebuah negara itu harus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman dan sejarah,” kata Budiman Sudjatmiko Senin (7/8) lalu.(SW)