Awalnya Zulfan mengupas posisi politik Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Presiden Jokowi. Dia menilai, Anies adalah antitesis Jokowi. Zulfan menggunakan teori dialektika filsuf Jerman, GWF Hegel.
“Ini sudah kita kaji dengan pendekatan filsafat dialektika, ini dengan pendekatan-pendekatan filsafatnya Hegel,” kata Zulfan dalam program Adu Perspektif bertema ‘Adu Balap Deklarasi, Adu Cepat Koalisi’, Selasa (11/10).
Kegaduhan muncul dari pernyataan kader Nasdem itu. PDIP memprotes keras dan mempertanyakan, apakah Nasdem juga antitesis Jokowi, seperti Anies?
Sebagaimana diketahui, Partai NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai capresnya. Padahal selama ini, NasDem adalah partai pendukung pemerintahan Jokowi.
Dalam keterangan tertulisnya, Surya Paloh menekankan NasDem yang sejak awal mendeklarasikan diri sebagai partai gagasan yang ingin berjuang melakukan perubahan. NasDem, kata Paloh, memiliki tanggung jawab moral dan praksis untuk mencerahkan dan memberi pemahaman baik kepada masyarakat.
“Peringatan ini diharapkan akan memberikan pelajaran bagi seluruh kader dan fungsionaris Partai NasDem untuk terus menjaga karakter dan jati diri sebagai partai gagasan dengan semangat pembawa perubahan,” kata Surya Paloh.
1 Komentar