“DJP dan Bea Cukai dilebur jadi satu sehingga fokus dalam penerimaan negara saja tidak akan mengurusi lagi masalah pengeluaran,” ucapnya.

Gibran mengatakan digitalisasi juga merupakan hal penting. Dia mengatakan saat ini sudah ada sistem yang ada, namun perlu penyempurnaan agar mempermudah pelayanan pajak.

“Nanti ketika kita akan laporkan SPT tahunan kita tidak perlu lagi mengisi dan menghitung karena sistemnya sudah prepopulated sehingga tinggal klik, klik, klik,” ucapnya.

Dia juga bicara masalah investasi dan hilirisasi. Dia mengatakan Indonesia dapat menjadi raja energi dunia dengan bio etanol, bio solar hingga bio avtur.

“Bio etanol, bio avtur, bio diesel, kita kalau serius ya pak ya, kita benar-benar bisa menjadi raja energi dunia. Tapi, kita harus serius dan harus fokus dan harus ada keberlanjutan dan penyempurnaan,” ucapnya.

Mahfud kemudian membalas lagi. Dia mempertanyakan apa perbedaan antara penerimaan pajak dengan tax ratio yang disampaikan Gibran.

“Kalau persen, kaitannya dengan PDB, apa 23 persen dari APBN atau apa? Kalau 23 persen dari APBN itu salah. Karena sekarang aja sudah 82 persen dengan tax ratio 10,5 sumbangan terhadap APBN itu 20 persen, saya ingin 23 persen itu dari apa?” tanya Mahfud.