Petani Cirebon Terus Tingkatkan Produktivitas Dengan Program CSA Kementan

Petani

Cirebon – Kegiatan Farm Field Day atau FFD merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antar petani, peneliti dan penyuluh untuk saling bertukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan mendapatkan umpan balik dari petani mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi dalam bertani.

 

Farmer Field Day (FFD) dan panen di lokasi Sekolah Lapangan (SL) merupakan salah satu kegiatan dari Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).

 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa saat semua negara dilanda pandemi Covid-19, konflik negara serta climate change, hanya sektor pertanian mampu bertahan ditengah banyaknya krisis. Karena pertanian harus terus berjalan demi terjaganya ketahanan pangan nasional.

 

Melalui pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) Program SIMURP, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya. Melalui Program SIMURP diharapkan petan akan semakin pintar, karena SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani.

 

“Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman. SIMURP juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani”, ujar Mentan SYL.

 

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa kegiatan SIMURP utamanya ditujukan untuk membangun resiliensi ketangguhan pertanian Indonesia terhadap Climate Change.

 

“Oleh karena itu, didalam SIMURP disajikan berbagai inovasi teknologi yang betul-betul adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim yang terjadi. Juga mampu beradaptasi dari cekaman biotik yaitu tahan hama penyakit, maupun abiotik yaitu kekeringan dan banjir serta intrusi air laut.

Baca Juga:   Penyuluhan Pertanian Menjadi Kunci Membangun Pertanian Lebih Maju

 

Selain itu, teknologi yang mitigatif yang mampu meminimalkan emisi Gas Rumah Kaca, rendah emisi metan seperti dodokan dan sebagainya. Karena penyuluhan pertanian telah berkontribusi besar terhadap peningkatan produktivitas pertanian sehingga Indonesia dapat mencapai sistem pertanian yang tangguh, tegasnya.

 

Sebagai penerima manfaat Program SIMURP, BPP Pabedilan Desa Babakan Losarilor Kecamatan Pabedilan telah melaksanakan FFD pada Selasa (23/08/2022). Hadir pada acara tersebut Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, perwakilan dari BPPSDMP, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, BBWS Cimanuk-Cisanggarung, UPT PAPRJJ wilayah VIII, Camat Pabedilan, Kapolsek Pabedilan, Koramil Losari, Penyuluh Pertanian serta petani penerima manfaat Program SIMURP.

 

Metode sarasehan diawali dengan pemaparan dan testimoni oleh Kursin selaku demonstrator penerapan teknologi CSA yang berhasil menaikan produktivitas dari 4,8 ton/ha tahun menjadi 6,7 ton/ha di lahan yang sama.

 

Sedangkan menurut Ketua KEP Agri Pedia SIMURP Abdul Hana, hasil yang dijual gabah kering giling setelah penjemuran 4 hari dengan provitas 6,8 ton/ha ada kenaikan 1,9 ton per ha dari tahun 2021 di lahan dan musim yang sama.

 

Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Witono menambahkan jika penerapan CSA yang dilakukan adalah penggunaan VUB padi tahan cekaman iklim abiotik maupun biotik (inpari 32), pembuatan dan penggunaan pupuk organik padat dari kotoran hewan (kohe) serta pembuatan dan penggunaan pestisida nabati dari rempah-rempah bumbu dapur.

Baca Juga:   Dorong Produktivitas dan Ketahanan Pangan, Kementan Gelar Evaluasi Dana Dekon dan PHLN

 

Selain itu ada juga teknologi pengairan alternate wet and drying, teknologi jarak tanam jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam 20×12 dan 5×40 cm serta Pengendalian Hama Terpadu dengan menggunakan prinsip PHT. Yaitu, budidaya tanaman sehat, pengamatan, pemanfaatan musuh alami, pemupukan berimbang spesifik lokalita berdasarkan uji PUTS, Panen dan pasca panen menggunakan combine harvester untuk mengurangi kehilangan hasil, ujarnya.

 

Witono berharap, melalui FFD diharapkan dapat menggali potensi, masalah, dan hambatan yang ditemui oleh para petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani serta dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan serta perubahan sikap ke arah positif guna mengembangkan usaha taninya.

 

Diakhir acara Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon memberikan penghargaan kepada kelompoktani dan Kelompok Wanita Tani terbaik berdasarkan kriteria yang ditetapkan. (WY/NF)