Timur Tengah Memanas, Iran Gempur Israel dengan Ratusan Drone dan Rudal

JAKARTA- Iran luncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel. Sistem pertahanan udara Israel di Ashkelon menangkal serangan Iran, pada Minggu (14/04). 99% dari jumlah tersebut telah ditembak jatuh, kata militer Israel.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, juga mengatakan bahwa sebagian drone dan rudal tersebut ditembakkan dari Irak dan Yaman.

Laksamana Muda Daniel Hagari mengeklaim serangan Iran menimbulkan “kerusakan kecil” terhadap pangkalan IDF di Israel selatan. Ada pula laporan gempuran tersebut mencederai seorang anak perempuan.

Bagaimanapun, menurut laporan CNN yang mengutip seorang pejabat pemerintah, Presiden Joe Biden telah mengatakan kepada PM Israel Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan berpartisipasi dalam operasi serangan apa pun terhadap Iran.

Aksi serangan Iran berlangsung dua pekan setelah Konsulat Iran di Damaskus dihantam gempuran udara yang menewaskan sejumlah perwira militer Iran, termasuk komandan Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan serangan yang diberi nama “Operasi Janji Pasti” ditujukan pada “sasaran tertentu” di wilayah Israel.

Iran juga menegaskan bahwa aksi mereka ada hubungannya dengan “kejahatan berulang” Israel – termasuk serangan pada 1 April terhadap Konsulat Iran di Damaskus.

Di Jerusalem, koresponden BBC melaporkan sirene diaktifkan sekitar pukul 01:45 waktu setempat (05:45 WIB).

Ledakan keras terdengar bersamaan dengan sistem pertahanan udara yang menembak jatuh benda-benda di angkasa sehingga menerangi langit malam.

Sesaat sebelum berita peluncuran drone Iran mengemuka, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan “sistem pertahanan” negaranya telah dikerahkan.

“Kami siap menghadapi skenario apa pun, baik secara defensif maupun ofensif. Negara Israel kuat. IDF kuat. Masyarakat kuat. Kami mengapresiasi sikap Amerika yang berdiri di samping Israel, serta dukungan dari Inggris, Prancis, dan banyak negara lainnya.”

Baca Juga:   Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi UNESCO

Mantan juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Jonathan Conricus, mengatakan “ini adalah hari pertama bagi Timur Tengah yang baru – untuk pertama kalinya Iran menyerang Israel langsung dari wilayah kedaulatan Iran”.

Berbicara di BBC News Channel, Conricus mengutip laporan lebih dari 100 drone dan rudal jelajah Iran menuju Israel, “dengan perkiraan waktu kedatangan yang berbeda-beda”. Dia mengatakan “pertahanan udara Israel sibuk mengatasi ancaman ini”.

Ketika ditanya apakah Israel telah merencanakan hal ini, Conricus berkata: “Saya pikir Israel pandai merencanakan kemungkinan militer, namun mereka tidak selalu unggul dalam hal strategis. Saya tidak menyangka Iran akan melakukan ini, dari wilayah Iran. Hal ini akan menyeret negara-negara lain, termasuk AS, ke dalam konflik.

Dia mengatakan target-target tersebut mencakup lokasi dari kelompok “Hizbullah, proksi Iran di Suriah, serta kelompok Houthi di Yaman”.

“Itu tergantung seberapa besar kerusakan yang akan terjadi di Israel – itu akan menjadi ukuran bagaimana Israel akan membalasnya.”

Inilah eskalasi konflik antara Iran, proksinya, dan Israel yang ditakuti semua orang: serangan langsung oleh satu negara terhadap negara lain.

Selama hampir dua minggu institusi keamanan Iran telah mempertimbangkan respons terhadap serangan udara tanggal 1 April terhadap konsulatnya di Damaskus, yang secara luas dianggap sebagai ulah Israel, yang menewaskan beberapa komandan penting Iran.

Jelas, keputusan diambil lantaran suatu eskalasi besar – sebuah serangan yang meratakan gedung diplomatik sekaligus wilayah kedaulatan Iran – memerlukan respons yang lebih tinggi.

Baca Juga:   Pro Kontra Timnas U-20 Israel Datang ke Indonesia

Israel punya beberapa lapisan pertahanan udara dan telah berjanji untuk menanggapi setiap serangan di wilayahnya – dan mereka akan melakukannya.

Risikonya sekarang adalah aksi saling balas dendam ini akan terus meningkat menjadi perang besar-besaran di kawasan, sesuatu yang berusaha keras dihindari oleh sebagian besar negara di kawasan ini sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan dia “sangat khawatir mengenai bahaya nyata dari eskalasi yang menghancurkan di seluruh kawasan”.

“Saya mengutuk keras eskalasi serius yang ditunjukkan oleh serangan besar-besaran yang dilancarkan Republik Islam Iran terhadap Israel malam ini. Saya menyerukan penghentian segera permusuhan ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Dia kemudian mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin guna menghindari tindakan apa pun yang dapat mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di Timur Tengah.

“Saya telah berulang kali menekankan bahwa baik kawasan [Timur Tengah] maupun dunia tidak mampu mengalami perang lagi.”(SW)