JAKARTA – Tragedi Kanjuruhan Malang yang berakibat tewasnya 127 penonton menjadi pukulan berat sepak bola Indonesia. Penyebab utama tewasnya penonton adalah penyemprotan gas air mata oleh polisi yang membuat panik ribuan penonton di dalam stadion.
Kesalahan protap pengamanan ini buntut dari dilanggarnya aturan FIFA terkait prosedur pengamanan di dalam stadion. Pelanggaran aturan FIFA tak lepas dari kurangnya sosialisasi aturan FIFA.
Gas air mata yang disemprotkan petugas keamanan di dalam stadion menjadi penyebab ratusan korban tewas di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Gas air mata ini membuat penonton panik, sesak nafas, pingsan hingga kemudian tewas terinjak-injak. Mereka bertumpuk di pintu keluar stadion.
Tragedi Kanjuruhan Karena jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Banyaknya suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
3 Komentar