Warung Smart Farm Sukses Mengurangi Jumlah Pengangguran Dan Tingkatkan Penjualan Pertanian

WSF
Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 40, yang bertemakan Warung Smart Farm Solusi Pemasaran Hasil Pertanian,  Selasa (4/10)

JAKARTA – Optimalisasi penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian memiliki potensi untuk dapat mengurangi food loss dan food waste serta menekan disparitas harga antar wilayah, membuka kesempatan berusaha serta meningkatkan nilai tambah produk pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan selama pandemi Covid 19 kinerja positif pertanian tidak hanya terukir lewat peningkatan nilai dan volume ekspor pertanian tetapi juga terukir lewat kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pertanian itu sangat strategis, permasalahan di dalamnya juga sangat kompleks dan sangat mendalam, permasalahan terjadi tidak hanya sebatas di produksi, tetapi juga terjadi pada tahapan pascapanen. Di sinilah kami butuh input dari semuanya, dari para ahli,” ungkap Syahrul.

Dijelaskan Syahrul bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) selama ini tidak hanya menekankan pada upaya peningkatan produksi pangan, melainkan juga pada upaya peningkatan nilai tambah, daya saing, hilirisasi, pemasaran dan ekspor produk pertanian yang diharapkan dapat memberikan multiplier effect untuk sektor pembangunan lainnya.

Sejalan dengan hal itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa bisnis pertanian wajib berorientasi pasar, untuk makanan pokok pasti kebutuhan tidak pernah berkurang, karena jual produk bertambah terus.

Baca Juga:   Temu Petani ASEAN 2023, Para Petani Muda Siap Hadapi El Nino dan Menjaga Ketahanan Pangan Global

“Sudah saatnya agribisnis pertanian berorientasi pada pasar,” ujar Dedi  pada arahan agenda Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 40, yang bertemakan Warung Smart Farm Solusi Pemasaran Hasil Pertanian,  Selasa (4/10).

Selanjutnya Dedi menekankan bahwa market inteligent petani dan penyuluh harus kuat, sehingga bisa menguasai pasar. Peluang pasar untuk produk pertanian terbuka lebar.

Direktur WSF Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, Muhammad Obo hadir sebagai narasumber menjelaskan, salah satu permasalahan petani adalah pemasaran.

“Di saat panen harga produksi menurun atau dipermainkan oleh tengkulak, sehingga hasil tani tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh petani,” ungkapnya.

Warung Smart Farm, kata Muhammad Obo, hadir sebagai salah satu solusi untuk menampung hasil petani binaan smartfarm yang tersebar di 10 Kecamatan se-kabupaten tangerang sebanyak 200 petani dengan beberapa komunitas hortikultura dan tanaman pangan.

“Adapun tujuan Warung Smart Farm di antaranya meningkatkan penjualan produk–produk petani di Kabupaten Tangerang, mengurangi pengangguran di masyarakat kabupaten tangerang, meningkatkan ekonomi berkeadilan berbasis Komunitas Petani (Poktan,Gapoktan),” jelas Muhammad Obo.

Baca Juga:   Produk - Produk Unggulan Program PHLN Kementan, Ikut Meriahkan Harmonisasi dan Apresiasi SDM 2022

Lebih lanjut Muhammad obo mengatakan WSF sudah berjalan 5 bulan dan meningkatkan nilai tambah bagi petani-petani binaan sebanyak 200 Petani Binaan Smartfarm yang tersebar di 10 Kecamatan.

“Alhamdulilah dapat meningkatkan penghasilan masyarakat dan telah mengelola tiga Warung Smart Farm serta menjalin bubungan pemasaran dengan 400 Petani binaan yang tersebar di 7 Provinsi yaitu Banten, Jawa Barat,Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan dan Sumatra Barat,” imbuh Muhammad obo.