JAKARTA – Ekonomi RI rapuh, Jokowi ingatkan badai ekonomi global yang tinggal di depan mata. Saat ini daya beli masyarakat memang menurun. Apalagi setelah kenaikan harga BBM
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri menyadari akan Ekonomi RI yang rapuh. Ia pun meminta para menteri-menterinya agar bersiap menghadapi dampak terburuk dari ekonomi global.
Presiden Jokowi memperingatkan soal ancaman badai ekonomi global yang akan datang. Jokowi pun meminta para menteri membuat perhitungan rencana antisipasi kemungkinan terburuk. Apalagi di tengah ekonomi RI yang rapuh dengan utang luar negeri yang cukup besar.
Arahan agar menteri bersiap mengantisipasi krisis ekonomi global itu disampaikan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 11 Oktober 2022 sebagaimana videonya diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (12/10/2022).
Jokowi awalnya bercerita soal situasi ekonomi global dan situasi geopolitik yang menyulitkan semua negara. Ada sejumlah negara yang mengantre untuk meminta bantuan IMF.
“Tadi pagi saya juga mendapatkan telepon dari DC, dari Bu Menkeu, bahwa saat ini sudah ada 28 negara yang ngantre masuk menjadi pasiennya IMF, artinya badai itu sudah datang. Sehingga persiapan kita ini harus benar-benar persiapan detail. Nggak bisa kita sekali lagi bekerja hanya rutinitas, nggak bisa lagi sekarang ini, bekerja makro, bekerja mikro, bekerja detail itu yang akan bisa menyelamatkan negara kita,” kata Jokowi.
Jokowi akan mengajak beberapa menteri berbicara terkait stress test. Tes ini dilakukan untuk menguji persiapan menghadapi badai krisis global ini.
“Dan nanti beberapa menteri dan menko akan saya ajak untuk berbicara yang berkaitan dengan stress test. Sampai seberapa jauh kekuatan kita kalau badainya itu datang,” kata Jokowi.
Tes ini akan berkaitan dengan berbagai hal. Dari mulai kurs rupiah hingga soal inflasi.
“Yang berkaitan dengan currency, dengan kurs, yang berkaitan dengan inflasi yang berkaitan dengan growth. Yang berkaitan dengan pangan kita, energi,” tuturnya.
Jokowi meminta semua perencanaan harus diuji. Semua rencana harus disiapkan untuk kemungkinan buruk hingga yang terburuk.
“Semuanya harus kita tes betul. Sampai plan A, B, C, D, sampai plan E harus ada semuanya. Yang paling buruk, buruk, terburuk. Semuanya harus kita hitung,” ungkapnya.
“Sehingga sekali lagi situasi semakin memburuk, antisipasi dampak di domestik harus betul-betul disiapkan,” sambungnya.(SW)