Awal Ramadhan 2024 Versi NU dan Muhammadiyah

JAKARTA – Sejatinya, ada dua metode penentuan awal puasa Ramadhan 2024. Hal ini pula yang menjadi penyebab adanya perbedaan mulai puasa Ramadhan atau penetapan 1 Ramadhan. Ada versi NU dan Muhammadiyah

Dikutip dari buku Tuntunan Puasa Menurut Al-Qur’an dan Sunah karya Alik Al Adhim, metode penetapan awal bulan Hijriah di Indonesia dilakukan dengan imkanur rukyat dan hisab wujudul hilal. Dua metode ini didasarkan dari hadits riwayat Abu Hurairah, “Puasalah dengan melihat bulan dan berfithr (berlebaran) dengan melihat bulan. Bila tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Sya’ban menjadi 30 hari.” (HR Bukhari dan Muslim)

Metode imkanur rukyat adalah metode penentuan awal bulan yang didasarkan pada penglihatan dan pengamatan bulan secara langsung yang berbentuk sabit atau belum terlihat bulat dari bumi. Biasanya pada hari ke-29 atau malam ke-30 akan dilakukan pengamatan hilal.

Bila malam tersebut hilal sudah terlihat maka malam itu pula sudah dimulai bulan baru. Sebaliknya, jika hilal tidak terlihat, malam itu adalah tanggal 30 bulan yang sedang berjalan. Malam berikutnya dimulai tanggal satu bagi bulan baru atas dasar istikmal (digenapkan).

Sementara itu, metode penentuan awal puasa Ramadhan lainnya adalah hisab hakiki wujudul hilal. Metode hisab ini merupakan metode penentuan awal Ramadan melalui perhitungan astronomis.

Metode ini meyakini adanya hilal meskipun tidak terlihat dengan mata telanjang selama memenuhi kriteria tertentu.

Tiga syarat kriteria dalam penentuan hilal dengan metode ini di antaranya, telah terjadi ijtimak (konjungsi). Hal itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat terbenamnya matahari piringan atas bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud).

Baca Juga:   LGBT Penyakit Prilaku Menular, MUI dan NU Tolak Keras Kampanye LGBT

Mulai Puasa Ramadhan 2024 Versi Pemerintah

Pemerintah baru akan menentukan kapan mulai puasa Ramadhan 2024 melalui sidang isbat yang dijadwalkan pada Minggu, 10 Maret 2024. Penentuan tersebut akan dirujuk dari data hisab (informasi) dan hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan tim Kementerian Agama (Kemenag) pada 134 lokasi di seluruh Indonesia.

Pemantauan hilal awal Ramadhan tersebut akan langsung digelar oleh Kanwil Kemenag dan Kemenag Kabupaten/Kota dengan menggandeng Pengadilan Agama, ormas Islam serta instansi lain di daerah setempat. Hasil hisab dari semua sistem sepakat ijtimak menjelang Ramadan jatuh pada Minggu, 10 Maret 2024.

Sementara itu, penetapan awal dalam penentuan 1 Ramadhan yang didasarkan dari Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 susunan Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag menyebutkan, mulai puasa Ramadhan 2024 jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Mulai Puasa Ramadhan 2024 Versi NU
Nahdlatul Ulama (NU) melalui Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menentukan mulai puasa Ramadhan 2024 melalui dua tahapan.

Tahap pertama didasarkan dari hasil hisab posisi hilal pada 29 Syaban dengan kriteria yang mengacu pada imkanur rukyat hasil kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Penetapan pastinya baru akan ditentukan melalui pengamatan hilal sesuai dengan ketetapan sidang isbat Kemenag.

Mulai Puasa Ramadhan 2024 Versi Muhammadiyah

Sementara itu, Pusat Pimpinan (PP) Muhammadiyah sudah jika awal puasa Ramadhan jatuh pada 11 Maret 2024. Hal tersebut berdasarkan surat penetapan Hasil Hisab Awal Ramadan, 1 Syawal, dan 10 Zulhijah 1445 H yang ditandatangani Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas dan Sekretaris Atang Solihin.

Baca Juga:   Jika Pajak Dikorupsi, NU Ancam Tak Bayar Pajak

Berdasarkan keputusan tersebut, hilal sudah terlihat dan awal Ramadhan sudah dimulai sejak terbenamnya matahari pada 10 Maret 2024. Berpedoman pada hisab wujudul hilal, tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta pada 10 Maret 2024 yakni (¢ = -07° 48′ LS dan l= 110° 21′ BT ) = +00° 56′ 28″.

Saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, bulan berada di atas ufuk (hilal sudah wujud) kecuali di wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

Adapun amalan menjelang Ramadhan, ada doa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dibaca ketika melihat hilal awal Ramadhan. Berikut bacaan selengkapnya.

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ هِلَالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ

Allahumma ahillahu ‘alaina bil yumni wal imani was salamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah. Hilalu rusydin wa khairin

Artinya: “Ya Allah, perlihatkanlah hilal itu kepada kami dengan keamanan dan keimanan, keselamatan dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, hilal petunjuk dan kebaikan.” (Dinukil dari Kitab Riyadhus Shalihin).(SW)