Melalui MSPP, KementanDorong Petani Tingkatkan Produktivitas

mspp
Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Volume 04, Jumat (27/01) di Hotel Mercure Jakarta. (Sumber: Humas Kementan)

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat menguntungkan bagi semua orang. Apalagi berbagai data mengatakan bahwa sektor ini merupakan sektor yang paling kuat dan tumbuh tinggi ditengah goncangan turbulensi pandemi.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk sendiri alias pupuk organik. Menurutnya, pupuk organik sangat dibutuhkan, selain karena pupuk subsidi yang ada saat ini jumlahnya sangat terbatas.

“Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya. Jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik. Minimal setiap kabupaten harus jadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan Pemerintah Pusat”, ujar Mentan SYL.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi yang mengatakan bahwa pemupukan merupakan komponen utama pada sebuah tanaman. Karena itu diperlukan keberimbangan baik urea maupun dengan proses perawatan.

“Salah satu diantaranya menggunakan varietas unggul, memperluas penggunaan pupuk organik dan melakukan pemupukan secara berimbang. Langkah ini penting dilakukan untuk menghasilkan padi berkualitas”, jelas Dedi.

Dedi juga mengatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas.

“Gerakan tani pro organik ditujukan memanfaatkan sepenuhnya pupuk hayati, pembenah tanah dan pestisida nabati, mari terus genjot produktivitas”, ujar Dedi lagi.

Baca Juga:   Mendorong Pertanian Tak bergantung Pada Pupuk Kimia, Polbangtan Kementan Masifkan Genta Organik di Sultra

Dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Volume 04, Jumat (27/01) dari Hotel Mercure Jakarta selaku Narasumber Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, Husnain mengatakan bahwa kegiatan Genta Organik sangat bagus dan berdampak baik untuk kesuburan tanah.

“C organik idealnya  diatas 2%, kondisi tanah dibawah itu tidak sehat. Yang mudah diliat dari tanah sehat yaitu indikasi tanaman diatasnya juga subur. Llahan di dominasi subur  berada  di pulau Jawa, sedangkan tanah dipulau Sumatera dan Kalimantan tidak subur”, jelasnya.

Hadir secara offline pada kegiatan MSPP kali ini diantaranya adalah Kepala Dinas Provinsi dan Kabupaten beserta jajarannya, Kepala UPT Pelatihan dan Pendidikan lingkup BPPSDMP, Pengelola Program IPDMIP Pusat dan Daerah, Pengelola  Program SIMURP Pusat dan Daerah serta Pengurus KWT dan KEP di lokasi IPDMIP dan SIMURP serta pemerhati pertanian.

Narasumber MSPP kedua, Kepala Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Balitbang, Ladiyani Retno Widowati, menjelaskan jika keadaan tanah berbeda dan memiliki kebutuhan tanah yang berbeda juga.

“Dari jenis tanah di dunia terdapat 12 jenis dan ada 10 jenis tanah yang ada di Indonesia, sehingga kita harus mengkombinasikan kebutuhan tanah”, jelas Ladiyani.

Menanggapi hal itu narasumber MSPP, Reginawanti Hindersah yang merupakan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran mengatakan diperlukannya konsep tanah sehat. Yaitu dengan memberikan makan tanaman sedikit demi sedikit dan sering, maka tanaman akan tumbuh lebih baik.

Baca Juga:   Kementan Tingkatkan Kompetensi SDM Pertanian Melalui Genta Organik dan Smart Farming, Integrated Farming Berkelanjutan

Reginawanti menambahkan bahwa pupuk organik berasal dari organisme dan prosesnya alami sedangkan pupuk anorganik terdapat proses pabrikasi.

“Pupuk organik padat lebih memperbaiki fisik tanah karena mengandung enzim, sehingga tanah menjadi gembur. Sedangkan untuk pupuk organik cair expired atau masa kadaluarsa lebih pendek namun kemasannya mudah dibawa”, ujarnya.

Sedangkan menurut Pakar Biologi Tanah PPKS, Didiek Hadjar Goenadi menambahkan jika faktor pembentuk tanah dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satunya adalah bahan baku (material) dengan kombinasi unsur tanah membentuk karateristik yang unik. Dengan faktor-faktor pembentuk tanah yang berbeda maka jenis tanah akan berbeda-beda.

Didiek juga menambahkan untuk pembenah tanah bertujuan mengembalikan kesuburan tanah agar tanah kembali sehat. Dengan adanya pembenah tanah kita dapat mengatasi persoalan rendahnya PH tanah dan ini faktor yang kurang diperhatikan. Diharapkan sebelum melakukan pemupukan kita harus lihat kesehatan tanahnya dan pemupukan berimbang memberikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, imbuhnya. (HVY/NF)